Komunitas Air Soft-Gun Terkena Dampak Razia

"Masalah air soft gun itu selalu ada setiap tahun, orang awam dan polisi masih sulit membedakan mana senjata mainan yang berbahaya dan tidak," ujarnya. Daripada tertangkap saat membawa air soft gun, sekitar 100 orang anggota komunitas itu menahan diri untuk bermain perang-perangan.

Dari tiga jenis senjata, yaitu air gun, air soft gun, dan senjata api, kata Dede, yang tidak mematikan atau melukai parah yaitu air soft gun. Replika senjata asli bertenaga per, gas, dan elektrik itu hanya memakai peluru bola plastik kecil dan jarak tembak maksimalnya puluhan meter.

Air soft gun biasa dipakai untuk bermain perang-perangan oleh komunitas. "Kalau jenis air gun bisa berbahaya dan dipakai untuk bela diri. Bisa diisi amunisi besi, keramik, atau plastik dan bisa tembus kaca, kulit, triplek, pada jarak dekat, karena jarak tembaknya paling jauh 10 meter," kata dia.

Sementara itu, salah seorang penyalur air soft gun di Bandung, Danies mengatakan, razia tidak berdampak pada pemesanan replika senjata impor dari Taiwan. Alasannya, syarat pembelian sudah dilakukan ketat. "Pembeli harus punya kartu tanda anggota klub menembak yang terdaftar di polres atau polda Jabar," ujarnya.

Tanpa kartu tanda anggota, kata Danies, peminat air soft gun yang datang kepadanya tidak bisa membeli. Jenis senjata mainan yang dijualnya yaitu bertenaga gas dengan peluru plastik ukuran 6 milimeter. Harganya kisaran Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta.

________________________

0 Response to "Komunitas Air Soft-Gun Terkena Dampak Razia"